MENJAMU TAMU RASULULLAH SAW - Pada suatu sore, Rasulullah kedatangan seorang tamu muhajirin dari Makkah. Lalu beliau pun memanggil istri-istrinya untuk menjamunya. Salah seorang dari mereka menjawab, “Ya Rasulullah, kami tidak mempunyai apa-apa kecuali air.”

Maka, Rasulullah yang saat itu sedang duduk-duduk bersama para sahabatnya di masjid menawarkan, “Siapakah di antara kalian yang mau menjamu tamuku ini?” Berdirilah seorang sahabat Anshar dan berkata, “Aku, ya Rasulullah.”

Sehabis shalat Isya, sahabat Anshar itu membawa tamu Rasulullah ke rumahnya. Ia lalu berkata kepada istrinya,’’Sayangku, muliakanlah tamu Rasulullah ini.” Istrinya menjawab, “Kakanda, kita tidak memiliki apa-apa selain makanan untuk anak kita yang sedang tidur.’’

Sang suami kemudian menimpali, “Siapkanlah makananmu itu dan nyalakan lampunya. Tidurkanlah kembali anak kita sekiranya mereka nanti merengek minta makan malam.”

Sejenak istrinya menyiapkan makanan, menyalakan lampu di ruang tamu, dan menidurkan anaknya. Lalu, suaminya berdiri seakan hendak memperbaiki lampu, padahal mematikannya. Sang istri yang menunggu komando suaminya selanjutnya mengeluarkan dua mangkok.

Sang suami menemani tamunya makan malam. Sang tamu menikmati bubur yang disiapkan sahabat Anshar. Tamu Rasulullah itu tampak merasa bahagia makan malam ditemani sang tuan rumah. Sahabat tersebut juga bahagia dapat menjamu tamu dengan baik.

Setelah itu, sang tamu kembali ke masjid, bergabung kembali bersama para sahabat yang lain. Dia tidak mengetahui semalam tuan rumah hanya menyendok semangkok air putih yang sengaja dituang istrinya ke dalam mangkok suaminya.

Sementara, ia menyendok semangkok bubur dengan nikmatnya yang (karena) hanya cukup untuknya. Pada pagi harinya, mereka menemui Rasulullah. Belum sempat mereka bercerita atas apa yang mereka lakukan semalam, Rasulullah sudah bersabda.

 “Tadi malam, Allah tertawa dan merasa kagum dengan perbuatan kalian berdua. Lalu Allah menurunkan ayat dalam Surah Al-Hasyr: 9, “…dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka sangat membutuhkan (atas apa yang mereka berikan). Dan siapa yang dipelihara dari sifat kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang beruntung.” (HR Bukhari nomor 3798, dari Abu Hurairah).

Bisa jadi, peristiwa itu tidak akan ditemui lagi pada zaman sekarang, di tengah kesejahteraan masyarakat yang semakin meningkat.  Hal yang menarik dari peristiwa itu, betapa keimanan memancar meski hanya dari semangkok bubur yang dihidangkan.

Suami istri ini tahu betul sabda Rasulullah, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia menyakiti tetangganya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berkata yang baik-baik saja atau diam sama sekali.” (HR Bukhari dari Abu Hurairah).
  
Hampir semua ulama sepakat, iman itu bisa bertambah dan berkurang. Bertambahnya iman disebabkan banyaknya amal saleh yang dikerjakan seseorang. Sebaliknya, keimanan seseorang bisa berkurang manakala ia banyak berbuat dosa dan maksiat.

Kesalehan tidak sebatas menjalankan ibadah ritual-personal antara manusia dan Tuhannya, seperti shalat, puasa dan haji. Lebih dari itu, kesalehan bisa muncul dari hubungan sosial dan perbuatan baik sesama manusia atau yang sering disebut kesalehan sosial.


Sumber: ROL

Read More …
Categories: ,
ARTI SEBUAH KESEMPURNAAN - Seorang lelaki yg sangat tampan dan sempurna merasa bahwa Tuhan pasti menciptakan seorang perempuan yg sangat cantik dan sempurna pula untuk jodohnya. Karena itu ia pergi berkeliling untuk mencari jodohnya. Kemudian sampailah ia disebuah desa. Ia bertemu dengan seorang petani yg memiliki 3 anak perempuan dan semuanya sangat cantik. Lelaki tsb menemui bapak petani danmengatakan bahwa ia ingin mengawini salah satu anaknya tapi bingung mana yang paling sempurna.

Sang Petani menganjurkan untuk mengencani mereka satu persatu dan si Lelaki setuju. Hari pertama ia pergi berduaan dgn anak pertama. ketika pulang,ia berkata kepada bapak Petani,” Anak pertama bapak memiliki satu cacat kecil, yaitu jempol kaki kirinya lebih kecil dari jempol kanan.”
 
Hari berikutnya ia pergi dgn anak yang kedua dan ketika pulang dia berkata,”Anak kedua bapak juga punya cacat yang sebenarnya sangat kecil yaitu agak juling.”

Akhirnya pergilah ia dengan anak yang ketiga. begitu pulang ia dengan gembira mendatangi Petani dan berkata,”inilah yang saya cari-cari. Ia benar-benar sempurna.”
 
Lalu menikahlah si Lelaki dgn anak ketiga Petani tersebut. Sembilan bulan kemudian si Istri melahirkan. dengan penuh kebahagian, si Lelaki menyaksikan kelahiran anak pertamanya. Ketika si anak lahir, Ia begitu kaget dan kecewa karena anaknya sangatlah jelek. Ia menemui bapak Petani dan bertanya “ Kenapa bisa terjadi seperti ini Pak. Anak bapak cantik dan saya Tampan, Kenapa anak saya bisa sejelek itu..?””
 
Petani menjawab,” Ia mempunyai satu cacat kecil yang tidak kelihatan . Waktu itu Ia sudah hamil duluan.....”

Kadangkala saat kita mencari kesempurnaan, yang kita dapat kemudian kekecewaan. Tetapi kala kita siap dengan kekurangan, maka segala sesuatunya akan terasa istimewa.


Sumber: Dr. Sudarmono
Read More …
Categories: ,

ABU NAWAS IS DEAD


Baginda Raja pulang ke istana dan langsung memerintahkan para prajuritnya menangkap Abu Nawas. Tetapi Abu Nawas telah hilang entah kemana karena ia tahu sedang diburu para prajurit kerajaan. Dan setelah ia tahu para prajurit kerajaan sudah meninggalkan rumahnya, Abu Nawas baru berani pulang ke rumah.
Read More …
Categories: , ,

THE MEANING OF BUSTLE 

ARTI KESIBUKAN - Suatu hari, seorang ahli ‘Managemen Waktu’ berbicara di depan sekelompok mahasiswa bisnis, dan ia memakai ilustrasi yg tidak akan dengan mudah dilupakan oleh para siswanya. Ketika dia berdiri dihadapan siswanya dia berkata, “Baiklah, sekarang waktunya kuis. “Kemudian dia mengeluarkan toples berukuran galon yg bermulut cukup lebar, dan meletakkannya di atas meja. Lalu ia juga mengeluarkan sekitar selusin batu berukuran segenggam tangan dan meletakkan dengan hati-hati batu-batu itu ke dalam toples.

Ketika batu itu memenuhi toples sampai ke ujung atas dan tidak ada batu lagi yg muat untuk masuk ke dalamnya, dia bertanya, “Apakah toples ini sudah penuh?” Semua siswanya serentak menjawab, “Sudah!” Kemudian dia berkata, “Benarkah?” Dia lalu meraih dari bawah meja sekeranjang kerikil. Lalu dia memasukkan kerikil-kerikil itu ke dalam toples sambil sedikit mengguncang-guncangkannya, sehingga kerikil itu mendapat tempat di antara celah-celah batu-batu itu. Lalu ia bertanya kepada siswanya sekali lagi, “Apakah toples ini sudah penuh?”Kali ini para siswanya hanya tertegun. “Mungkin belum!”, salah satu dari siswanya menjawab. “Bagus!” jawabnya.
 
Kembali dia meraih kebawah meja dan mengeluarkan sekeranjang pasir. Dia mulai memasukkan pasir itu ke dalam toples, dan pasir itu dengan mudah langsung memenuhi ruangruang kosong diantara kerikil dan bebatuan. Sekali lagi dia bertanya, “Apakah toples ini sudah penuh?” “Belum!” serentak para siswanya menjawab. Sekali lagi dia berkata, “Bagus!” Lalu ia mengambil sebotol air dan mulai menyiramkan air ke dalam toples, sampai toples itu terisi penuh hingga keujung atas. Lalu si Ahli Manajemen Waktu ini memandang kepada para siswanya dan bertanya, “Apakah maksud dari ilustrasi ini?” Seorang siswanya yg antusiaslangsung menjawab, “Maksudnya, betapapun penuhnya jadwalmu, jika kamu berusaha kamu masih dapat menyisipkan jadwal lain ke dalamnya!” “Bukan!”, jawab si ahli, “Bukan itu maksudnya. Sebenarnya ilustrasi ini mengajarkan kita bahwa JIKA BUKAN BATU BESAR YANG PERTAMA KALI KAMU MASUKKAN,MAKA KAMU TIDAK AKAN PERNAH DAPAT MEMASUKKAN BATU BESAR ITU KE DALAM TOPLES TERSEBUT.”
 
Apakah batu-batu besar dalam hidupmu? Mungkin anak-anakmu, suami/istrimu, orang-orang yg kamu sayangi, persahabatanmu, kesehatanmu, mimpi-mimpimu. Hal-hal yg kamu anggap paling berharga dalam hidupmu. Ingatlah untuk selalu meletakkan batu-batu besar tersebut sebagai yg pertama, atau kamu tidak akanpernah punya waktu untuk memperhatikannya. Jika kamu mendahulukan hal-hal yang kecil dalam prioritas waktumu, maka kamu hanya memenuhi hidupmu dengan hal-hal yang kecil, kamu tidak akan punya waktu untuk melakukan hal yang besar dan berharga dalam hidupmu.


Sumber:  Dr. Sudarmono
Read More …
Categories: ,


RAJA DIJADIKAN BUDAK - Kadangkala untuk menunjukkansesuatu kepada sang Raja, Abu Nawas tidak bisa hanya sekedar melaporkannya secara lisan. Raja harus mengetahuinya dengan mata kepala sendiri, bahwa masih banyak di antara rakyatnya yang hidup sengsara. Ada saja praktek jual beli budak.


Dengan tekad yang amat bulat Abu Nawas merencanakan menjuai Baginda Raja. Karena menurut Abu Nawas hanya Baginda Raja yang paling patut untuk dijual. Bukankah selama ini Baginda Raja selalu miempermainkan dirinya dan menyengsarakan pikirannya? Maka sudah sepantasnyalah kalau sekarang giliran Abu Nawas mengerjai Baginda Raja. 

Abu Nawas menghadap dan berkata kepada Baginda Raja Harun Al Rasyid. 

"Ada sesuatu yang amat menarik yang akan hamba sampaikan hanya kepada Paduka yang mulia." 

"Apa itu wahai Abu Nawas?" tanya Baginda langsung tertarik. 

"Sesuatu yang hamba yakin belum pernah terlintas di dalam benak Paduka yang mulia." kata Abu Nawas meyakinkan. 

"Kalau begitu cepatlah ajak aku ke sana untuk menyaksikannya." kata Baginda Raja tanpa rasa curiga sedikit pun. 

"Tetapi Baginda ... " kata Abu Nawas sengaja tidak melanjutkan kalimatnya. 

"Tetapi apa?" tanya Baginda tidak sabar. 

"Bila Baginda tidak menyamarsebagai rakyat biasa maka pasti nanti orang-orang akan banyak yang ikut menyaksikan benda ajaib itu." kata Abu Nawas. 

Karena begitu besar keingintahuan Baginda Raja, maka beliau bersedia menyamar sebagai rakyat biasa seperti yang diusulkan Abu Nawas. 

Kemudian Abu Nawas dan Baginda Raja Harun Al Rasyid berangkat menuju ke sebuah hutan.

Setibanya di hutan Abu Nawas mengajak Baginda Raja mendekati sebuah pohon yang rindang dan memohon Baginda Rajamenunggu di situ. Sementara itu Abu Nawas menemui seorang badui yang pekerjaannya menjuai budak. Abu Nawas mengajak pedagang budak itu untuk mettrtat calon budak yang akan dijual kepadanya dari jarak yang agak jauh. Abu Nawas beralasan bahwa sebenarnya calon budak itu adalah teman dekatnya. Dari itu Abu Nawas tidak tega menjualnya di depan mata. Setelah pedagang budak itu memperhatikan dari kejauhan ia merasa cocok. Abu Nawas pun membuatkan surat kuasa yang menyatakan bahwa pedagang budak sekarang mempunyai hak penuh atas diri orang yang sedang duduk di bawah pohon rindang itu. Abu Nawas pergi begitu menerima beberapa keping uang emas dari pedagang budak itu. 

Baginda Raja masih menunggu Abu Nawas di situ ketika pedagang budak menghampirinya. la belum tahu mengapa Abu Nawas belum juga menampakkan batang hidungnya. Baginda juga merasa heran mengapa ada orang lain di situ. 

"Siapa engkau?" tanya Baginda Raja kepada pedagang budak. 

"Aku adalah tuanmu sekarang." kata pedagang budak itu agak kasar. 

Tentu saja pedagang budak itu tidak mengenali Baginda Raja Harun Al Rasyid dalam pakaian yang amat sederhana. 

"Apa maksud perkataanmu tadi?" tanya Baginda Raja dengan wajah merah padam.

"Abu Nawas telah menjual engkau kepadaku dan inilah surat kuasa yang baru dibuatnya." kata pedagang budak dengan kasar. 

"Abu Nawas menjual diriku kepadamu?" kata Baginda makin murka. 

"Ya!" bentak pedagang budak. 

"Tahukah engkau siapa aku ini sebenarnya?" tanya Baginda geram. 

"Tidak dan itu tidak perlu." kata pedagang budak seenaknya. Lalu ia menyeret budak barunya ke belakang rumah. Sultan Harun Al Rasyid diberi parang dan diperintahkan untuk membelah kayu. 

Begitu banyak tumpukan kayu di belakang rumah badui itu sehingga memandangnya saja Sultan Harun Al Rasyid sudah merasa ngeri, apalagi harus mengerjakannya. 

"Ayo kerjakan!" 

Sultan Harun Al Rasyid mencoba memegang kayu dan mencoba membelahnya, namun si badui melihat cara Sultan Harun Al Rasyid memegang parang merasa aneh. 

"Kau ini bagaimana, bagian parang yang tumpul kau arahkan ke kayu, sungguh bodoh sekali !" 

Sultan Harun Al Rasyid mencoba membalik parang hingga bagian yang tajam terarah ke kayu. la mencoba membelah namun tetap saja pekerjaannya terasa aneh dan kaku bagi si badui. 

"Oh, beginikah derita orang-orang miskin mencari sesuap nasi, harus bekerja keras lebih dahulu. Wah lama-lama aku tak tahan juga." gumam Sultan Harun Al Rasyid. 

Si badui menatap Sultan Harun Al Rasyid dengan pandangan heran dan lamalama menjadi marah. la merasa rugibarusan membeli budak yang bodoh. 

"Hai badui! Cukup semua ini aku tak tahan." 

"Kurang ajar kau budakku harus patuh kepadaku!" kata badui itu sembari memukul baginda. Tentu saja raja yang tak pernah disentuh orang iki menjerit keras saat dipukul kayu. 

"Hai badui! Aku adalah rajamu, Sultan Harun Al Rasyid." kata Baginda sambil menunjukkan tanda kerajaannya. 

Pedagang budak itu kaget dan mulai mengenal Baginda Raja. 

la pun langsung menjatuhkan diri sembari menyembah Baginda Raja. Baginda Raja mengampuni pedagang budak itu karena ia memang tidak tahu. Tetapi kepada Abu Nawas Baginda Raja amat murka dan gemas. Ingin rasanya beliau meremas-remas tubuh Abu Nawas seperti telur. 


Sumber: Kisah 1001 Malam Abunawas Sang Penggeli Hati
Read More …
Categories: ,

THE POWER OF A HUGS


ENERGI PELUKAN - Suatu hari di gua Hira, Muhammad SAW tengah ber’uzlah, beribadah kepada Rabbnya. Telah sekian hari ia lalui dalam rintihan, dalam doa, dalam puja dan harap pada Dia Yang Menciptanya. Tiba-tiba muncullah sesosok makhluk dalam ujud sesosok laki-laki. “Iqra!” katanya.


Muhammad SAW menjawab, “Aku tidak dapat membaca!” Lakilaki itu merengkuh Muhammad ke dalam pelukannya, kemudian mengulang kembali perintah “Iqra!” Muhammad memberikan jawaban yang sama dan peristiwa serupa pun terulang hingga tiga kali. Setelah itu, Muhammad dapat membaca kata-kata yang diajarkan lelaki itu. Di kemudian hari, kata-kata itu menjadi wahyu pertama yang yang diturunkan Allah kepada Muhammad melalui Jibril, sang makhluk bersosok laki-laki yang menemui Muhammad di gua Hira.
 
Sepulang dari gua Hira, Muhammad mencari Khadijah isterinya dan berkata, “Selimuti aku, selimuti aku!”. Ia gemetar ketakutan, dan saat itu, yang paling diinginkannya hanya satu, kehangatan, ketenangan dan kepercayaan dari orang yang dicintainya.
 
Belahan jiwanya. Isterinya. Maka Khadijah pun menyelimutinya, memeluknya dan mendengarkan curahan hatinya. Kemudian ia menenangkannya dan meyakinkannya bahwa apa yang dialami Muhammad bukanlah sesuatu yang menakutkan, namun amanah yang akan sanggup ia jalankan.

Dalam sebuah pelatihan manajemen kepribadian. Para instruktur yang juga para psikolog tengah mengajarkan berbagai terapi penyembuhan permasalahan kejiwaan. Dari semua terapi yang diberikan, selalu diakhiri dengan pelukan, baik antar sesama peserta maupun oleh instrukturnya. Namun demikian, mereka mempersilakan peserta yang tidak bersedia melakukan pelukan dengan lawan jenis untuk memilih partner pelukannya dengan yang sejenis. Yang penting tetap berupa terapi pelukan. Menurut mereka, pelukan adalah sebuah terapi paling mujarab hampir dari semua penyakit kejiwaan dan emosi. Pelukan akan memberikan perasaan nyaman dan aman bagi pelakunya.
 
Pelukan akan menyalurkan energi ketenangan dan kedamaian dari yang memeluk kepada yang dipeluk. Pelukan akan mengendorkan urat syaraf yang tegang. Hal ini juga dibenarkan dari hasil penelitian bahwa, kita butuh empat kali pelukan per hari untuk bertahan hidup, delapan supaya tetap sehat, dan dua belas kali untuk pertumbuhan. Jika ingin terus tumbuh, kita butuh dua belas pelukan per hari. Pelukan berkhasiat menyehatkan tubuh. Pelukan merangsang kekebalan tubuh kita.
 
Pelukan membuat kita merasa istimewa. Pelukan memanjakan sifat kekanak-kanakan yang ada dalam diri kita. Pelukan membuat kita lebih merasa akrab dengan keluarga dan teman-teman. Riset membuktikan bahwa pelukan dapat menyembuhkan masalah fisik dan emosional yang dihadapi manusia di zaman
serba stainless steel dan wireless ini. Bukan hanya itu saja, para ahli mengemukakan bahwa pelukan bisa membuat kita panjang umur, melindungi dari penyakit, mengatasi stress dan depresi, mempererat hubungan keluarga dan membantu tidur nyenyak.
 
(The Aladdin Factor, Jack Canfield & Mark Victor Hansen.”) Helen Colton, penulis buku The Joy of Touching juga menemukan bahwa ketika seseorang disentuh, hemoglobin dalam darah meningkat hingga suplai oksigen ke jantung dan otak lebih lancar, badan menjadi lebih sehat dan mempercepat proses penyembuhan. Maka bisa dikatakan bahwa pelukan bisa menyembuhkan penyakit “hati” dan merangsang hasrat hidup seseorang. 
Berdasarkan hasil penelitian yang dikeluarkan oleh jurnal Psychosomatic Medicine, pelukan hangat dapat melepaskan oxytocin, hormon yang berhubungan dengan perasaan cinta dan kedamaian. Hormon tersebut akan menekan hormon penyebab stres yang awalnya mendekam di tubuh.
 
Hasil hasil penelitian tersebut, memberikan keterangan ilmiah atas kecenderungan dalam diri setiap manusia untuk mendapatkan ketenangan dan kehangatan melalui pelukan. Penelitan tersebut memberikan fakta ilmiah atas besarnya energi yang dapat disalurkan melalui pelukan.

Sayangnya, banyak dari kita dibesarkan dalam rumah yang di dalamnya pelukan adalah sesuatu yang tidak lazim, dan kita mungkin merasa tidak nyaman minta dipeluk dan memeluk. Kita mungkin pernah digoda sebagai “si anak manja” jika sering memeluk atau dipeluk Ayah, Ibu atau saudara kandung kita. Dan jadilah kita atau remaja-remaja kita saat ini, tumbuh dengan kekurangan energi pelukan.
 
Bisa jadi, kekurangan energi pelukan ini adalah termasuk salah satu faktor yang menyebabkan maraknya kasus ketidakstabilan emosi manusia seperti yang terjadi belakangan ini: tingginya angka kriminalitas dan narkoba pada golongan anak dan remaja, kesurupan di berbagai sekolah dan sebagainya. Dan bisa jadi, sesungguhnya solusi untuk mengurangi berbagai permasalahan itu sebenarnya sederhana saja: Pemberian pelukan kasih sayang yang banyak kepada anak-anak dari orang tuanya. Bukankah Rasulullah sangat gemar memeluk isteri, anak, cucu, dan bahkan anak-anak kecil di lingkungannya dengan pelukan kasih sayang? Bahkan pernah ada satu kisah ketika Rasulullah mencium dan memeluk cucunya, seorang sahabat menyatakan bahwa hingga ia punya 10 orang anak, tak satu pun yang pernah ia curahi dengan peluk cium.
Rasulullah saat itu berkomentar, “Sungguh orang yang tidak mau menyayang (sesamanya), maka dia tidak akan disayang.” (riwayat Al-Bukhari)

So mulai sekarang, jangan ragu untuk memeluk ataupun minta dipeluk. Apa yang kita perlukan saat kita marah, sedih ataupun kecewa adalah sebuah pelukan, pelukan sayang dari suami, orang tua atau orang yang kita kasihi.Pelukan itu dapat menenangkan, membuat kita merasa nyaman dan disayang.
Begitu juga setelah adanya perang mulut atau berantem antara suami istri? Saling memeluklah. Karenan pelukan itu akan menurunkan emosi dan menenangkan hati. Pelukan itu akan merekatkan kembali ikatan cinta antara suami istri setelah luka dan kecewa yang sempat tertoreh. Pelukan itu, akan membuat kehidupan rumah tangga menjadi makin mesra. Segala sedih, segala marah, segala kecewa, dan segala beban hilang oleh kehangatan pelukan. Selanjutnya jadikanlah pelukan sebagai suatu kebiasaan dalam menjalani hari-hari. Hal pertama yang saya inginkan ketika tiba di rumah sepulang dari kantor atau dari bepergian adalah memeluk istri. Memeluknya erat-erat. Itu saja. Tak Lebih. Hal pertama yang saya inginkan ketika saya bangun dari tidur adalah memeluk dan dipeluk istri saya. Memeluknya kuat-kuat. Itu saja. Bukan yang lainnya.
 
Jika kami bangun pada jeda waktu yang tak sama, maka ‘utang’ kebiasaan itu dilakukan setelah shalat lail atau shalat subuh. Jika kami tidur di kamar yang berbeda, biasanya jelang subuh atau habis shubuh, salah satu dari kami akan menyusul yang lainnya. Hanya untuk satu hal saja: memeluk dan dipeluk. Saat malam menjelang tidur, kami terbiasa tiduran dan saling memeluk, berlama-lama sambil berbincang tentang aktifitas kami seharian. Ada kata-kata yang minimal tiga kali sehari saya ucapkan kepada istri saya, “I Love U” dan “Minta peluk!”
 
Rasanya ada yang kurang jika kekurangan pelukan dalam sehari. Pelukan memberiku rasa aman dan nyaman. Pelukan, saya rasakan memberikan kehangatan yang tak tergantikan oleh apapun. Berani mencoba?


Sumber: Dr. Sudarmono
Read More …
Categories: ,

DECEIVING "TUHAN"


MENIPU TUHAN - Abu Nawas sebenarnya adalah seorang ulama yang alim. Tak begitu mengherankan jika Abu Nawas mempunyai murid yang tidak sedikit.  Diantara sekian banyak muridnya, ada satu orang yang hampir selalu menanyakan mengapa Abu Nawas mengatakan begini dan begitu. 

Suatu ketika ada tiga orang tamu bertanya kepadaAbu Nawas dengan pertanyaan yang sama. Orang pertama mulai bertanya,

"Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?" 

"Orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil." jawab Abu Nawas. 

"Mengapa?" kata orang pertama. 

"Sebab lebih mudah diampuni oleh Tuhan." kata Abu Nawas. Orang pertama puas karena ia memang yakin begitu. Orang kedua bertanya dengan pertanyaan yang sama. "Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?" 

"Orang yang tidak mengerjakan keduanya." jawab Abu Nawas. 

"Mengapa?" kata orang kedua.

"Dengan tidak mengerjakan keduanya, tentu tidak memerlukan pengampunan dari Tuhan." kata Abu Nawas. 
Orang kedua langsung bisa mencerna jawaban Abu Nawas. 

Orang ketiga juga bertanya dengan pertanyaan yang sama. 
"Manakah yang iebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?" 

"Orang yang mengerjakan dosa-dosa besar." jawab Abu Nawas. 

"Mengapa?" kata orang ketiga. 

"Sebab pengampunan Allah kepada hambaNya sebanding dengan besarnya dosa hamba itu." jawab Abu Nawas. Orang ketiga menerima aiasan Abu Nawas. Kemudian ketiga orang itu pulang dengan perasaan puas. Karena belum mengerti seorang murid Abu Nawas bertanya. 

"Mengapa dengan pertanyaan yang sama bisa menghasilkan jawaban yang berbeda?" 

"Manusia dibagi tiga tingkatan. Tingkatan mata, tingkatan otak dan tingkatan hati." 

"Apakah tingkatan mata itu?" tanya murid Abu Nawas. 
"Anak kecil yang melihat bintang di langit. la mengatakan  bintang itu kecil karena ia hanya menggunakan mata." jawab Abu Nawas mengandaikan. 

"Apakah tingkatan otak itu?" tanya murid Abu Nawas. 
"Orang pandai yang melihat bintang di langit. la mengatakan bintang itu besar karena ia berpengetahuan." jawab Abu Nawas. 

"Lalu apakah tingkatan hati itu?" tanya murid Abu Nawas. 

"Orang pandai dan mengerti yang melihat bintang di langit. la tetap mengatakan bintang itu kecil walaupun ia tahu bintang itu besar. Karena bagi orang yang mengerti tidak ada sesuatu apapun yang besar jika dibandingkan dengan KeMaha-Besaran Allah." 

Kini murid Abu Nawas mulai mengerti mengapa pertanyaan yang sama bisa menghasilkan jawaban yang berbeda. la bertanya lagi. 

"Wahai guru, mungkinkah manusia bisa menipu Tuhan?" 

"Mungkin." jawab Abu Nawas. 

"Bagaimana caranya?" tanya murid Abu Nawas ingin tahu. 

"Dengan merayuNya melalui pujian dan doa." kata Abu Nawas 

"Ajarkanlah doa itu padaku wahai guru." pinta murid Abu Nawas 

"Doa itu adalah : llahi lastu HI firdausi ahla, wala aqwa'alan naril jahimi, fahabli taubatan waghfir dzunubi, fa innaka ghafiruz dzanbil 'adhimi. 

Sedangkan arti doa itu adalah : Wahai Tuhanku, aku ini tidak pantas menjadi penghuni surga, tetapi aku tidak akan kuat terhadap panasnya api neraka. Oleh sebab itu terimalah tobatku serta ampunilah dosa-dosaku. Karena sesungguhnya Engkaulah Dzat yang mengampuni dosa-dosa besar. 


Sumber: Kisah 1001 Malam Abunawas Sang Penggeli Hati
Read More …
Categories: ,

RADISH IS MINE


LOBAK ITU KEPUNYAANKU! - Seorang perempuan tua meninggal dan dibawa ke Takhta Hakim oleh para malaikat. Namun ketika Hakim memeriksa catatan, ia tidak dapat menemukan tindakan cintakasih satu pun yang dilakukannya kecuali sebuah lobak, yang pernah diberikannya kepada pengemis kelaparan.

Tetapi demikian besar kekuatan satu tindakan cinta, hingga lalu diputuskan, bahwa ia diangkat ke surga dengan kekuatan lobak itu. Lobak itu dibawa ke muka hakim dan diberikan kepadanya. Pada saat ia menyentuhnya lobak mulai naik seperti ditarik oleh penggerak tak kelihatan, mengangkat perempuan itu ke surga.

Datanglah seorang pengemis. Ia memegang pinggiran pakaiannya dan diangkat bersama dia; orang ketiga berpegang pada kaki pengemis itu dan ikut diangkat juga. Tidak lama sudah ada deretan panjang orang-orang terangkat ke surga oleh lobak itu. Dan mungkin aneh nampaknya, perempuan itu tidak merasa beratnya orang itu semua, yang berpegangan pada dia; nyatanya, karena ia memandang ke surga, ia tidak melihat mereka.

Mereka meningkat semakin tinggi sampai mereka hampir mendekati pintu gerbang surga. Pada waktu itu perempuan tadi melihat ke bawah untuk terakhir kali melintaskan pandangnya ke dunia dan melihat deretan orang di belakangnya.
Ia menjadi marah. Ia memerintahkan denqgan lambaian tangan dan berteriak. 

“Pergi, pergi semua kamu. Lobak ini kepunyaanku.”

Karena melambaikan tangan itulah ia melepaskan lobak sesaat saja - dan ia jatuh ke bawah membawa seluruh rombongan.

Untuk Direnungkan:
Tahukah Anda bahwa kejahatan di dunia, dimulai dengan satu kata: Ini adalah kepunyaanku???


Sumber: Dr. Sudarmono
Read More …
Categories: ,

STILL CAN FIND SOLUTION


TETAP BISA CARI SOLUSI - Mimpi buruk yang dialami Baginda Raja Harun AlRasyid tadi malam menyebabkan Abu Nawas diusir dari negeri Baghdad. Abu Nawas tidak berdaya. Bagaimana pun ia harus segera menyingkir meninggalkan negeri Baghdad hanya karena mimpi. Masih jelas terngiang-ngiang kata-kata Baginda Raja di telinga Abu Nawas.


"Tadi malam aku bermimpi bertemu dengan seorang laki-laki tua. la mengenakan jubah putih. la berkata bahwa negerinya akan ditimpa bencana bila orang yang bernama Abu Nawas masih tetap tinggal di negeri ini. la harus diusir dari negeri ini sebab orang itu membawa kesialan. ia boleh kembali ke negerinya dengan sarat tidak boleh dengan berjalan kaki, berlari, merangkak, melompat-lompat dan menunggang keledai atau binatang tunggangan yang lain."

Dengan bekal yang diperkirakan cukup Abu Nawas mulai meninggalkan rumah dan istrinya. Istri Abu Nawas hanya bisa mengiringi kepergian suaminya dengan deraian air mata.

Sudah dua hari penuh Abu Nawas mengendarai keledainya. Bekal yang dibawanya mulai menipis. Abu Nawas tidak terlalu meresapi pengusiran dirinya dengan kesedihan yang terlalu mendalam. Sebaliknya Abu Nawas merasa bertambah yakin bahwa Tuhan Yang Maha Perkasa akan segera menotong keluar dari kesulitan yang sedang melilit pikirannya. Bukankah tiada seorang teman pun yang lebih baik daripada Allah SWT dalam saat-saat seperti itu?

Setelah beberapa hari Abu Nawas berada di negeri orang, ia mulai diserang rasa rindu yang menyayat-nyayat hatinya yang paling dalam. Rasa rindu itu makin lama makin menderu-deru seperti dinginnya jamharir.Sulit untuk dibendung. Memang, tak ada jalan keluar yang lebih baik daripada berpikir. Tetapi dengan akal apakah ia harus melepaskan diri? Begitu tanya Abu Nawas dalam hati. Apakah aku akan meminta bantuan orang lain dengan cara menggendongku dari negeri ini sampai ke istana Baginda? Tidak! Tidak akan ada seorang pun yang sanggup melakukannya. Aku harus bisamenolong diriku sendiri tanpa melibatkan orang lain.

Pada hari kesembilanbelas Abu Nawas menemukan cara lain yang tidak termasuk larangan Baginda Raja Harun Al Rasyid. Setelah segala sesuatunya dipersiapkan, Abu Nawas berangkat menuju ke negerinya sendiri. Perasaan rindu dan senang menggumpal menjadi satu. Kerinduan yang selama ini melecut-lecut semakin menggila karena Abu Nawas tahu sudah semakin dekat dengan kampung halaman.

Mengetahui Abu Nawas bisa pulang kembali, penduduk negeri gembira. Desasdesus tentang kembalinya Abu awas segara menyebar secepat bau semerbak bunga yang menyerbu hidung.

Kabar kepulangan Abu Nawas juga sampai ke telinga Baginda Harun Al Rasyid. Baginda juga merasa gembi mendengar berita itu tetapi dengan alasan yang sama sekali berbeda. Rakyat gembira melihat Abu Nawas pulang kembali, karena mereka mencintainya. Sedangkan Baginda Raja gembira mendengar Abu Nawas pulang kembali karena beliau merasa yakin kali ini pasti Abu Nawas tidak akan bisa mengelak dari hukuman. Namun Baginda amat kecewa dan merasa terpukul melihat cara Abu Nawas pulang ke negerinya. Baginda sama sekali tidak pernah membayangkan kalau Abu Nawas ternyata bergelayut di bawah perut keledai. Sehingga Abu Nawas terlepas dari sangsi hukuman yang akan dijatuhkan karena memang tidak bisa dikatakan teiah melanggar larangan Baginda Raja. Karena Abu Nawas tidak mengendarai keledai.


Sumber: Kisah 1001 Malam Abunawas Sang Penggeli Hati
Read More …
Categories: ,

THE WITCH


NENEK SIHIR - Kalah perang, seorang pangeran diberi kesempatan setahun oleh musuhnya untuk mencari jawaban ataspertanyaan: 


“Apa yang diinginkan perempuan?” 

Kalau dalam setahun tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut, sang pangeran akan digantung. Bertanya kesana-kemari, tak ada satupun jawaban yang memuaskan. Akhirnya ketika satu tahun hampir lewat, seseorang memberinya saran untuk bertanya kepada seorang nenek sihir. Ketika pangeran menemukan si nenek sihir dan menanyakan pertanyaan tersebut, si nenek sihir mengatakan bahwa ia hanya akan menjawab jika sahabat pangeran yang bernama Peter mau mengawininya.
 
Pangeran tentu saja tidak tega untuk menikahkan sahabatnya dengan nenek sihir yang selain jelek juga bau. Akan tetapi Peter yang merasa banyak berhutang budi dan ingin menunjukkan baktinya, mengatakan bahwa ia sanggup mengawini nenek sihir tersebut.
 
Jawaban nenek sihir: Apa yang benar-benar diinginkan perempuan adalah diberi kebebasan mengatur hidupnya sendiri. Jawaban tersebut diterima dan pangeran terbebas dari tiang gantungan. Sementara itu Peter dengan berdebar-debar agak takut memasuki kamar pengantinnya. Ia sangat terperanjat ketika di atas ranjang terbaring seorang perempuan yang cantik jelita dan seksi.
 
“Kamu siapa..?” tanya Peter tak mengerti.
 
“Karena kamu sangat baik terhadapku, setengah hari aku akan menjadi nenek sihir dan setengah harinya lagi aku akan menjelma menjadi putri yang paling cantik. Sekarang, terserah kamu, mau pilih mana, apakah siang sebagai nenek sihir dan malam jadi putri atau sebaliknya,” kata perempuan tersebut. Peter pun bingung. Di satu sisi, ia ingin menunjukkan kepada semua orang betapa cantiknya istrinya, tapi ia juga takut nanti ada yang ingin merebutnya. Kalau istrinya menjelma jadi putri cantik di malam hari, hanya ia yang akan ‘menikmatinya’.
 
Akhirnya Peter menyerahkan keputusan tersebut kepada sang putri.
 
“Kalau begitu aku akan menjelma jadi putri cantik sepanjang waktu, karena kamu telah memberiku apa yang diinginkan perempuan, yaitu kebebasan untuk mengatur hidupku sendiri,” kata sang putri.
 
Yang diperlukan oleh seorang perempuan adalah kebebasan untuk mengungkapkan siapakah dirinya.


Sumber: Dr. Sudarmono
Read More …
Categories: ,

THE DANGER OF BEVERAGE CANS


BAHAYA DARI MINUMAN BERKALENG - Pada Hari Minggu Satu Keluarga bertamasya dengan membawa beberapa kaleng minuman.Pada hari Senin, dua anggota keluarga dibawa ke rumah sakit dan ditempatkan di Ruang Intensive Care Unit.

Dia meninggal pada hari Rabu. Hasil autopsi menyimpulkan ia terkena Leptospirosis. Hal ini terlacak pada kaleng minuman yang diminumnya, tanpa menggunakan gelas. Hasil tes menunjukkan kaleng tersebut telah terinfeksi urin tikus yang sudah mengering yg mengandung leptospira.

Sangat dianjurkan agar membilas secara merata bagian atas semua kaleng minuman sebelum meminumnya. Kaleng biasanya disimpan di dalam gudang dan langsung diantarkan ke toko-toko tanpa dibersihkan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa bagian atas semua kaleng minuman lebih terkontaminasi dibandingkan toilet umum (penuh kuman dan bakteri)

Jadi, bersihkan dengan air sebelum memasukkannya ke mulut untuk menghindari segala jenis kecelakaan fatal. Mohon forward pesan ini kepada semua orang yang kita sayangi.


Sumber: Tetangga sebelah
Read More …
Categories: ,

HEREAFTER'S DOOR


PINTU AKHIRAT - Tidak seperti biasa, hari itu Baginda tiba-tiba ingin menyamar menjadi rakyat biasa. Beliau ingin menyaksikan kehidupan di luar istana tanpa sepengetahuan siapa pun agar lebih leluasa bergerak. 

Baginda mulai keluar istana dengan pakaian yang amat sederhana layaknya seperti rakyat jelata. Di sebuah perkampungan beliau melihat beberapa orang berkumpul. Setelah Baginda mendekat, ternyata seorang ulama sedang menyampaikan kuliah tentang alam barzah. Tiba-tiba ada seorang yang datang dan bergabung di situ, la bertanya kepada ulama itu. 

"Kami menyaksikan orang kafir pada suatu waktu dan mengintip kuburnya, tetapi kami tiada mendengar mereka berteriak dan tidak pula melihat penyiksaan-penyiksaan yang katanya sedang dialaminya. Maka bagaimana cara membenarkan sesuatu yang tidak sesuai dengan yang dilihat mata?" 

Ulama itu berpikir sejenak kemudian ia berkata,

"Untuk mengetahui yang demikian itu harus dengan panca indra yang lain. Ingatkah kamu dengan orang yang sedang tidur? Dia kadangkala bermimpi dalam tidurnya digigit ular, diganggu dan sebagainya. la juga merasa sakit dan takut ketika itu bahkan memekik dan keringat bercucuran pada keningnya. la merasakan hal semacam itu seperti ketika tidak tidur. Sedangkan engkau yang duduk di dekatnya menyaksikan keadaannya seolah-olah tidak ada apa-apa. Padahal apa yang dilihat serta dialaminya adalah dikelilirigi ular-ular. Maka jika masalah mimpi yang remeh saja sudah tidak mampu mata lahir melihatnya, mungkinkah engkau bisa melihat apa yang terjadi di alam barzah?" 

Baginda Raja terkesan dengan penjelasan ulama itu. Baginda masih ikut mendengarkan kuliah itu. Kini ulama itu melanjutkan kuliahnya tentang alam akhirat. Dikatakan bahwa di surga tersedia hal-hal yang amat disukai nafsu, termasuk benda-benda. Salah satu benda-benda itu adalah mahkota yang amat luar biasa indahnya. Tak ada yang lebih indah dari barang-barang di surga karena barang-barang itu tercipta dari cahaya. Saking ihdahnya maka satu mahkota jauh lebih bagus dari dunia dan isinya. Baginda makin terkesan. Beliau  pulang kembali ke istana. 

Baginda sudah tidak sabar ingin menguji kemampuan Abu Nawas. Abu Nawas dipanggil: Setelah menghadap Bagiri 

"Aku menginginkan engkau sekarang  juga berangkat ke surga kemudian bawakan aku sebuah mahkota surga yang katanya tercipta dari cahaya itu. 
Apakah engkau sanggup Abu Nawas?" 

"Sanggup Paduka yang mulia." kata Abu Nawas langsung menyanggupi tugas yang mustahil dilaksanakan itu. "Tetapi Baginda harus menyanggupi pula satu sarat yang akan hamba ajukan." 

"Sebutkan syarat itu." kata Baginda Raja. 

"Hamba morion Baginda menyediakan pintunya agar hamba bisa memasukinya." 

"Pintu apa?" tanya Baginda belum mengerti. Pintu alam akhirat." jawab Abu Nawas. 

"Apa itu?" tanya Baginda ingin tahu. 

"Kiamat, wahai Paduka yang mulia.  Masing-masing alam mempunyai pintu. Pintu alam dunia adalah liang peranakan ibu. Pintu alam barzah adalah kematian. Dan pintu alam akhirat adalah kiamat. Surga berada di alam akhirat. Bila Baginda masih tetap menghendaki hamba mengambilkan sebuah mahkota di surga, maka dunia harus kiamat teriebih dahulu." 

Mendengar penjetasan Abu Nawas Baginda Raja terdiam. 

Di sela-sela kebingungan Baginda Raja Harun Al Rasyid, Abu Nawas bertanya lagi, 

"Masihkah Baginda menginginkan mahkota dari surga?" Baginda Raja tidak menjawab. Beliau diam seribu bahasa, Sejenak kemudian Abu Nawas mohon diri karena Abu Nawas sudah tahu jawabnya.


Sumber: Kisah 1001 Malam Abunawas Sang Penggeli Hati
Read More …
Categories: ,

SANG PEMUDA DAN IBU-IBU - Alkisah, beberapa tahun yang silam, seorang pemuda terpelajar dari Surabaya sedang berpergian naik pesawat ke Jakarta. Disampingnya duduk seorang ibu yang sudah berumur. Si pemuda menyapa, dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan.

" Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta ?" tanya si pemuda.

" Oh… saya mau ke Jakarta terus - connecting flight ke Singapore nengokin anak saya yang ke dua ", jawab ibu itu.

" Wouw… hebat sekali putra ibu " pemuda itu menyahut dan terdiam sejenak.

Pemuda itu merenung. Dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahu pemuda itu melanjutkan pertanyaannya.

" Kalau saya tidak salah ,anak yang di Singapore tadi , putra yang kedua ya bu..?, Bagaimana dengan kakak adik-adik nya..?"

" Oh ya tentu " si Ibu bercerita :" Anak saya yang ketiga seorang dokter di Malang, yang keempat kerja di perkebunan di Lampung, yang kelima menjadi arsitek di Jakarta, yang keenam menjadi kepala cabang bank di Purwokerto, yang ke tujuh menjadi Dosen di Semarang..."

Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anak-anaknya dengan sangat baik, dari anak kedua sampai ke tujuh.

" Terus bagaimana dengan anak pertama ibu ..?"

Sambil menghela napas panjang, ibu itu menjawab,

" anak saya yang pertama menjadi petani di Godean Jogja nak..". " Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar.”

Pemuda itu segera menyahut, " Maaf ya Bu….. kalau ibu agak kecewa ya dengan anak pertama ibu, adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses di pekerjaannya, sedang dia menjadi petani ..? “

Apakah kamu mau tahu jawabannya??????…

Dengan tersenyum ibu itu menjawab,

”Ooo …tidak tidak begitu nak….Justru saya sangat bangga dengan anak pertama saya, karena dialah yang membiayai sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani..”

Note :
Pelajaran Hari Ini : Semua orang di dunia ini penting. Buka mata kita, pikiran kita, hati kita. Intinya adalah kita tidak bisa membuat ringkasan sebelum kita membaca buku itu sampai selesai. Orang bijak berbicara “Hal yang paling penting adalah bukanlah SIAPAKAH KITA tetapi APA YANG SUDAH KITA LAKUKAN.."


Sumber: Tetangga sebelah
Read More …
Categories: ,

DIFFICULTY UNDERSTANDING WOMEN


SUSAHNYA MEMAHAMI WANITA - Suatu malam, ketika sedang berjalan sepanjang pelabuhan Ketapang Banyuwangi Jawa Timur, seorang pria menemukan lampu tua yang diletakkandi atas batu. Ketika ia mengambil dan menggosoknya, seorang Jin mendadak muncul.

“Baik, cukup sudah!” bentak Jin itu.

“Ini keempat kalinya dalam bulan ini orang menggangguku!

Aku begitu marah sampai aku hanya akan memberimu satu permintaan bukannya tiga! Jadi ayolah, ayo! Katakan apa yang kau inginkan, dan jangan membuang waktuku seharian!.”

Orang itu berpikir cepat, kemudian berkata,
“Yah, aku selalu bermimpi pergi ke Bali, tetapi aku takut terbang dan aku cenderung mabuk laut di atas kapal. Bagaimana kalau kau buatkan aku jembatan ke Bali? Dengan begitu, aku bisa naik mobil ke sana.” Jin itu tertawa.

“Jembatan ke Bali?! Kau pasti bercanda? Bagaimana aku bisa mendapat penyangga yang sampai ke dasar Laut? Itu membutuhkan terlalu banyak baja, dan sangat terlalu banyak beton! itu sama sekali tidak bisa dilakukan! Pikirkan permintaan lain!” Kecewa, pria itu berusaha keras untuk memikirkan permintaan lain.

Akhirnya ia berkata,

“Baiklah, aku punya keinginan lain. Semua wanita dalam hidupku berkata aku tidak peka. Aku berusaha dan berusaha untuk menyenangkan mereka, tetapi tidak ada yang berhasil.

Aku tidak tahu di mana kesalahanku. Satu permintaanku adalah untuk mengerti wanita... tahu bagaimana sebenarnya perasaan mereka ketika mereka membisu padaku... tahu mengapa mereka menangis ... tahu apa yang mereka inginkan ketika mereka tidak memberitahu aku apa yang sebenarnya mereka inginkan... aku ingin tahu apa yang membuat mereka benar-benar bahagia.”

Sunyi sejenak, kemudian Jin itu berkata, “Kau mau jembatan itu berjalur dua atau empat?”

MORAL CERITA:
Benarkah wanita begitu rumit untuk dipahami?


Sumber: Dr. Sudarmono
Read More …
Categories: ,
ADA MALAIKAT DI JAKARTA - Sumpah, Ada Malaikat Di Jakarta Gan! Barusan ane istirahat makan di kantor ane,kebetulan kantor ane di daerah yang lumayan 'minus' sih gan...kalo agan-agan yang ada di Jakarta mungkin tau daerah Stasiun Kota kaya gimana. 

Banyak pengemis, gelandangan dan orang-orang yang tingkat kehidupannya (maaf) dibawah kesejahteraan. Sebelum nyari makan, ane beli rokok dulu gan biar tar abis makan ga bingung nyari rokok.. Ane nyalain satu batang. Sambil ngerokok ane jalan buat nyari tempat yang enak buat duduk dan makan. Sampe akhirnya ane nemu sebuah tempat yang menurut ane enak dan teduh,ane celingukan soalnya semua tempat duduk uda dipake orang-orang.

Di sela-sela celingukan ane, seorang bapak tua bilang ke ane: "Silakan pak, disini aja duduk sama saya" katanya. Ane iyain aja gan, meskipun rada panas tapi yang ada cuman disitu doang.

Ane perhatiin bapak itu gan, orangnya uda tua banget, kurus, giginya uda ompong,rambutnya uda putih semua, bawa-bawa tas besar ama kresek isinya plastik-plastik gitu. Ane ga sempat foto gan,ga enak juga kalo ane moto2, tar dikira apaan. Dimulailah obrolan ane ama bapak itu gan.

Ane : A 
Bapak: B

A: lagi nunggu apa pak?
B: nggak mas, ini cuma duduk-duduk aja abis cari sampah seharian.. capek..

A: Jalan dari jam brapa pak?
B: dari pagi mas, uda lumayan banyak dapetnya ini..

A: oohhh...
Obrolan sempat brenti bentar gan, ane nikmatin rokok, bapaknya ngerapiin plastik2nya gitu..Sampe pada akhirnya ane liat si Bapak pijet2in kepalanya gitu sambil hela napas panjang..

A: pusing ya pak? siang2 panas gini emang bikin pusing..
B: (ketawa kecil) iya mas.. agak pusing kepala saya..

A: Bapak ngerokok? ini kalau bapak mau.. (sambil ane sodorin rokok ane yang tinggal sebatang)
B: Nggak mas makasih, saya nggak ngerokok.. sayang uangnya,mending buat makan daripada beli rokok.. lagian ga bagus juga buat badan. Dalem ati gw rada tertohok juga gan..

A: iya juga sih pak.. (nginjek rokok ane)

Abis itu gw denger suara perut gan.. *kruuuuukk* gitu..
gw spontan noleh ke arah si bapak.

A: Bapak belum makan pak?

B: (senyum) belum mas, aga nanti mungkin..

A: wah, tar tambah pusing pak?

B: iya mas, saya udah biasa kok..
ga lama, kedengeran lagi bunyi perutnya gan..

A: Bapak beneran ga mau makan pak?

B: iya mas,nanti aja...
gw uda ngerasa kalo bapak ini bukannya ga mau makan gan,tapi beliau ga punya uang buat makan..

A: bentar ya pak, saya ke warung dulu pesen makan..

B: oh.. iya mas, silakan..
ane nyamperin tukang nasi padang terdekat, ane pesen buat ane sendiri ama ane inisiatif beliin nasi ma ayam buat si bapak. Selese pesen, ane bawa tu nasi dua piring ke tempat duduk tadi, trus duduk..
Ane mau langsung ngasi tapi kok ane takut kalo bapaknya salah tangkep ato tersinggung gan, jadi ane akting dikit..
Ane pura-pura dapet telpon dari temen ane

A: (pura2 telpon) yaaah? ga jadi kesini? uda gw beliin nih... ooohh.. gitu... yauda deh gapapa..

*belaga tutup telpon*

A: wah payah nih temen saya,uda dibelikan makanan ternyata ga jadi..

B: (senyum) ya ga papa mas,dibungkus aja nanti bisa dimakan sore..

A: wah, keburu basi pak kalo nanti sore.. dimakan sekarang pasti ga abis.. gimana ya? mmmm...


Bapak kan belum makan siang,ini makanan daripada sayang ga ada yang makan gimana kalo bapak aja yang makan pak? nemenin saya makan sekalian pak..
B: waduh mas, saya ga punya uang buat bayarnya..
tepat dugaan ane, dalem ati..

A: gapapa pak, makan aja.. saya bayarin dah! saya lagi ulang taun hari ini..(bo'ong)

B: wah.. beneran ga papa mas? saya malu..

A: lho? ngapain malu pak? udah bapak makan aja..

B: iya mas, selamat ulang tahun ya mas..

A: iya pak.. bapak mau mesen minum sekalian nggak? saya mau pesen..

B: nggak mas.. nggak usah..
Ane manggil tukang minuman, ane mesen 2 es teh manis..
B: lho mas? saya nggak pesen..

A: iya pak, saya beli dua.. haus banget soalnya..(ane bo'ong lagi gan)

Tanpa gw duga gan, si bapak netes aermatanya.. beliau ngucap syukur berkali kali.. beliau ngomong ke ane..
B: mas, saya makasih sudah dibelikan makanan.. saya belum makan dari kemarin sebetulnya. cuma saya malu mas, saya inginnya beli makan sama uang sendiri karena saya bukan pengemis.. saya sebetulnya lapar sekali mas, tapi saya belum dapet uang hasil nyari sampah.
Ane tertegun denger omongan beliau gan, ga sadar ane ikut ngerasa perih banget dalem ati.. nyesek banget dalem ati ane,ane secara ga sadar hampir netesin aermata.. tapi ane berlagak cool..

A: yauda, bapak makan aja nasinya.. nanti kalau kurang saya pesankan lagi ya pak? jangan malu-malu..
B: (masi nangis) iya mas.. makasih banyak ya mas.. nanti yang diatas yang bales..

A: iya pak makasi doanya..

Akhirnya ane makan berdua ama beliau,sambil cerita-cerita..

Dari cerita beliau ane tau kalo beliau punya dua anak, yang atu uda meninggal karena kecelakaan. Yang atunya uda pergi dari rumah ga pulang-pulang udah 3 tahun. istri beliau uda meninggal kena kanker tahun lalu. dan parahnya lagi rumahnya diambil ama orang kredit gara-gara ga bisa ngelunasin uang pinjaman buat ngobatin istrinya..Miris banget ane dengerin cerita beliau gan, sebatang kara, ga punya rumah, anaknya durhaka, jarang makan.. malah beliau crita pernah dipalak preman waktu mulung di jakarta..Rasanya ane beruntung banget ama kondisi ane sekarang, ane nyesel pernah ngeluh tentang kerjaan ane, tentang kondisi kosan ane, dsb.. sedangkan bapak ini dengan kondisi yang serba kekurangan masih selalu tersenyum..rasanya sepiring nasi padang dan segelas es teh yang ane kasi ga setimpal banget ama pelajaran yang ane dapet..tadi ane belum ambil uang, jadi ane cuma ngasi seadanya kembalian dari warung padang ke bapak itu,itupun pake eyel2an dulu ma bapaknya soalnya beliau ga mau dikasi uang. tapi akhirnya dengan sedikit maksa ane kasi uang ke beliau. ane didoain banyak banget ama bapak tadi..Dan ada satu hal yang bikin ane tercengang waktu mau ninggalin tempat tadi..sambil jalan ane noleh ke belakang, si bapak udah ga ada.. ane cariin bentar,ternyata si bapak ada di depan kotak amal masjid masukin duit ke dalem kotakan itu! Gw makin tersentuh ma beliau.. di tengah-tengah kesulitan yang beliau alami, beliau masi sempet amal! berbagi dengan orang lain..Ane mewek gan.. ane ngerasa kecil banget sebagai manusia.. ane ngerasa ditunjukin sesuatu yang bener-bener hebat!


Sumber: Forum Detik
Read More …
Categories: ,